Mendengar dia berasal dari Gelang Rakit Banjarnegara saya pun antusias. Desa Gelang itu tempat tinggal Chris John semasa kecil hingga remaja dan awal-awal karir tinjunya.
Akhirnya mengalirlah cerita tentang masa kecil Chris John dari teman baru saya ini. Apa lagi ternyata dia kenal Chris John, karena tetangganya yang masa kecilnya hampir bersamaan/sepantaran. Berikut kisahnya.
Chris John dididik sangat keras oleh ayahnya yang juga seorang petinju. Bahkan di rumahnya banyak tersimpan medali dari prestasi sang ayah. Saat sekolah di SMP Kristen Chris John tak diperbolehkan naik kendaraan umum, harus bersepeda. Setiap pulang sekolah Chris John berlatih di lapangan dengan ayah dan adiknya. Sansak tinju dipasang di sebuah pohon yang tumbuh di pinggir lapangan desa. Saat selesai sekolah SMP Chris John tidak melanjutkan sekolah tapi menjadi kuli yang mendorong sepeda yang melewati jalan menanjak di selatan desa. Setiap pedagang yang pulang dari pasar akan kesulitan menaiki sepedanya di jalan menanjak. Karena barang dagangan mereka juga berat, maka Chris John lah yang akan membantu mendorong sepeda sang pedagang, dia akan mendapat upah. Rupanya kehidupan keras seperti ini justru menempa fisik dan mentalnya kelak ketika menjadi petinju.
Keluarga Chris John yang beribu Jawa asli Gelang dan berayah keturunan Cina Semarang termasuk keluarga berada di desa. Tak heran mereka telah memiliki video sebelum orang lain di desa memilikinya. Maka di hari Minggu berbondong-bondong anak-anak menonton video di rumah Chris John. Di saat itulah Chris John dan adiknya bersosialisasi. Mereka tampak senang karena banyak teman yang datang ke rumah. Film yang diputar bermacam-macam, ada Batman, Superman, dan film anak lain yang sedang disukai saat itu. Pada kesempatan itulah teman saya melihat banyak di medali di ruang tamu Chris John (medali prestasi tinju dari Ribut Cahyadi ayah Chris John).
Chris John senang hari Minggu rumahnya penuh dengan anak-anak tetangga, karena di hari lain pergaulan Chris John dengan anak-anak lain dibatasi. Mungkin karena agama mereka yang berbeda. Mereka kristiani di tengah warga yang mayoritas muslim.rangkat latihan tak lupa mereka selalu membawa jam dinding untuk mengatur waktu bertanding. Siapa lagi teman bertandingnya kalau bukan sang adik. Mereka berlatih selepas lohor hingga Maghrib.
Usai sekolah SMP Chris John tidak melanjutkan sekolah tapi menjadi kuli yang mendorong sepeda yang melewati jalan menanjak di selatan desa. Setiap pedagang yang pulang dari pasar akan kesulitan menaiki sepedanya di jalan menanjak. Karena barang dagangan mereka juga berat, maka Chris John lah yang akan membantu mendorong sepeda sang pedagang, dia akan mendapat upah. Rupanya kehidupan keras seperti ini justru menempa fisik dan mentalnya kelak ketika menjadi petinju.
Keluarga Chris John yang beribu Jawa asli Gelang dan berayah keturunan Cina Semarang termasuk keluarga berada di desa. Tak heran mereka telah memiliki video sebelum orang lain di desa memilikinya. Maka di hari Minggu berbondong-bondong anak-anak menonton video di rumah Chris John. Di saat itulah Chris John dan adiknya bersosialisasi. Mereka tampak senang karena banyak teman yang datang ke rumah. Film yang diputar bermacam-macam, ada Batman, Superman, dan film anak lain yang sedang disukai saat itu. Pada kesempatan itulah teman saya melihat banyak di medali di ruang tamu Chris John (medali prestasi tinju dari Ribut Cahyadi ayah Chris John).
Chris John senang hari Minggu rumahnya penuh dengan anak-anak tetangga, karena di hari lain pergaulan Chris John dengan anak-anak lain dibatasi. Mungkin karena agama mereka yang berbeda.
Chris John mulai bertanding tinju di kejuaraan Bupati Cup Banjarnegara di alun-alun. Di sinilah dia mulai menunjukkan bakatnya. Tinju diadakan di perayaan 17 Agustus. Saya mulai mendengar nama Chris John sebagai petinju yang tak terkalahkan di kejuaraan ini tiap tahunnya di kala saya duduk di bangku SMA (tahun 1985-1988).
Di arena inilah Sutan Rambing melihat bakat dan potensinya dan mengajaknya bergabung di sasananya di Semarang.
Itulah secuplik cerita tentang masa kecil Chris John dengan didikan keras sang ayah yang telah berhasil mengantarnya menjadi juara dunia tinju. Chris John atau Christian Johannes menjadi olahragawan kesayangan masyarakat Banjarnegara. Saya pernah melihanya saat diarak keliling kota setelah meraih sabuk juara dunianya yang pertama. Dia tampak ramah dengan senyumnya yang menyapa setiap orang yang melambaikan tangan dan memanggil namanya. Hanya saja saya tak pernah berani menonton pertandingan tinju Chris John, karena saya tidak tega. Saya takut Chris John kalah, dan kasihan kalau dia keluar darahnya di wajah seperti yang sering dia alami.
Salam.
BUDE BINDA
(sumber : www.kompasiana.com)
No comments:
Post a Comment