Kesenian Debus yang sering dipertontonkan di antaranya :
- Menusuk perut dengan tombak atau senjata tajam lainnya tanpa terluka.
- Mengiris bagian anggota tubuh dengan pisau atau golok.
- Memakan api.
- Menusukkan jarum kawat ke lidah, kulit pipi atau anggota tubuh lainnya hingga tebus tanpa mengeluarkan darah.
- Menyiram tubuh dengan air keras hingga pakaian yang dikenakan hancur lumat namun kulit tetap utuh.
- Menggoreng telur di atas kepala.
- Membakar tubuh dengan api.
- Menaiki atau menduduki susunan golok tajam.
- Bergulingan di atas serpihan kaca atau beling.
Debus dalam bahasa Arab berarti tongkat besi dengan ujung runcing berhulu bundar. Bagi sebagian masyarakat awam kesenian Debus memang terbilang sangat ekstrim. Pada masa sekarang Debus sebagai seni beladiri yang banyak dipertontonkan untuk acara kebudayaan ataupun upacara adat.
Setelah melafazkan kalimat "Aku melarangmu untuk menyentuh kulit saya, saya melarang Anda untuk minum darah saya, saya melarang Anda untuk mengkonsumsi daging saya, strain kuat seperti dipimpin, tulang sekuat baja, kulit logam, dari ibuku aku lahir. Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan lain selain Allah! ". Pada saat yang sama, ia menusuk belati panjang pada lengan, perut, paha, dan bagian tubuh lainnya. Dia bahkan mengambil anak kecil dan menyayat lehernya tanpa meninggalkan bekas luka yang bisa membahayakan kehidupan anak.
Dikatakan bahwa Debus merupakan seni kuno berasal dari daerah tertentu yang disebut al Madad. Seni berkembang dengan berjalannya waktu dan dikembangkan melalui keluar orang-orang dari Banten sebagai bentuk entertaintment. Inti dari seni masih menunjukkan banyak bela diri bergerak seni serta penggunaan senjata. Seni Debus lebih terfokus pada membuat tubuh orang tidak terpengaruh terhadap serangan benda tajam '.
Debus ada selama lebih dari seratus tahun. Itu datang sebagai ajaran Islam mulai menyebar di Banten. Seni dimulai sebagai alat untuk menyebar ajaran Islam, tetapi ketika saat invasi Belanda datang. Juga ketika Sultan Agung Tirtayasa Besar memerintah-lahan seni digunakan untuk meningkat rasa rakyat patriotisme. Karena kurangnya persenjataan melawan Belanda yang dilengkapi dengan baik dan penuh dengan senjata, satu-satunya "senjata" bahwa rakyat Banten telah adalah warisan mereka Debus. Dan mereka menggunakannya dengan strategi gerilya mereka.
No comments:
Post a Comment