Sunday, 21 July 2013

Indonesia Akan Makmur Sejahtera Jika Para Pejabatnya Begini

Umar bin Abdul Aziz merupakan Khalifah yang memimpin pemerintahan Islam selepas masa Khulafatur Rasyidin berakhir. Dia masih memiliki hubungan dengan dengan Khalifah Umar bin Khattab dan mewarisi beberapa sifat dari pemimpin kedua setelah Rasulullah meninggal itu.

Umar bin Abdul Aziz merupakan sosok yang sangat amanah dalam menjalankan tugasnya. Dia pun bahkan tidak mau menggunakan fasilitas negara untuk memenuhi kebutuhannya di luar tugas.

Suatu waktu, Umar ingin sekali makan roti dengan madu, karena sangat menyukai penganan yang berasal dari lebah itu. Dia lalu meminta kepada istrinya.

Tetapi, saat itu istrinya tidak memiliki madu sama sekali karena persediaannya habis. Sang istri kemudian menyuruh pembantu untuk membeli madu.
Istrinya lalu memberikan madu itu dan Umar sangat menyukainya. Tetapi, dia lantas bertanya, "Dari mana kaudapatkan madu ini?"

"Aku menyuruh dua orang pembantu membeli madu itu dengan mengendarai hewan kendaraan pos yang biasa dipakai untuk mengantar surat," jawab sang istri.

Mendengar perkataan itu, Umar berkata, "Aku bersumpah, mengapa kau memberiku madu dengan memanfaatkan sarana milik kaum Muslim? Kau telah membuat hewan itu lelah hanya untuk memenuhi hasratku yang menginginkan madu. "

Sang istri kemudian memberikan wadah sisa madu yang belum dikonsumsi kepada Umar. Dia lalu menjual sisa madu itu dan menyerahkan uang hasil penjualan itu kepada Baitul Maal.

(Disarikan dari buku 'Kisah-kisah Islam Anti Korupsi' Nasiruddin Al Barabbasi)

Rasulullah telah mencontohkan bagaimana sistem pemerintahan yang baik menurut Islam. Serta bagaimana pula karakter pemimpin yang baik dalam Islam, yaitu menyukai kehidupan bersahaja. Karena pangkal dari korupsi adalah gaya hidup hedon, yang mencintai kemewahan dan hidup berlebihan. Seperti rumah mewah, dan mobil mewah, serta para wanita simpanan yang juga perlu dibiayai untuk hidup mewah. Keterlibatan partai Islam, dalam sistem demokrasi di Indonesia saat ini juga tidak mampu membawa angin segar dalam memberikan sumbangsih melahirkan pejabat tauladan seperti yang dicontohkan Rasulullah dan para sahabat. Karena tingkah laku, gaya hidup, bahkan kasus yang menjerat juga sama dengan partai yang tidak berlandaskan Islam. Seolah-olah agama hanya menjadi gimmick untuk mendulang suara, yang pada giliran berkuasa bukan tuntunan Rasululah yang dijalani, tapi tuntutan nafsu dibalut dengan dalil pembenaran.

Tersangka korupsi, selalu memiliki korelasi terhadap gaya hidup mewah serta dikelilingi wanita cantik, yang juga menuntut gaya hidup mewah


No comments:

Post a Comment