Sunday, 16 April 2017

THE INDONESIAN “UNKNOWN” SPECIAL FORCES Legenda atau Misteri



Indonesia sebagai salah satu bangsa yang meraih kemerdekaannya melalui suatu perjuangan panjang, baik militer maupun secara perjuangan politik. Dalam ranah militer, para prajurit TNI sudah “kenyang” akan berbagai macam pertempuran, baik gerilya hutan, perang kota sampai “unpublish military operation”..
Dalam tubuh TNI setahu saya ada 3 cikal bakal Pasukan Khusus TNI pada waktu awal berdirinya BKR kemudian berubah menjadi TKR hingga TNI sampai sekarang (kalau salah tolong dikoreksi ya rekan rekan…). Diantaranya ada RPKAD cikal bakal Kopassus sekarang, PGT (Pasukan Gerak Tjepat) embrio Paskhas dan KKO embrio Marinir… Kemudian dari 3 satuan ini sekarang berkembang menjadi Satgultor 81 (Kopassus), Den Bravo 90 ( Paskhas ), Yon Taifib, Kopaska dan Denjaka (Marinir/TNI AL)…
Cukup sampai disitu kah informasinya? Ternyata semenjak Pasukan Konga I dikirim sebagai bagian dari Pasukan Perdamaian PBB, TNI melihat bahwa banyak sekali negara2 yang masih melakukan “perlawanan” terhadap imperialisme, perang saudara atau bahkan perang antar suku. Bahkan pada waktu itu pasukan Konga I malah ikut meredam konflik antar suku disana dengan
sebuah” taktik yang masih dianggap “lucu”..
Bermula dari ini lah kemudian muncul ide bahwa TNI harus mempunyai satu pasukan yang bisa melatih dan “tinggal” disana tanpa batas waktu yang ditentukan.. Dibuatlah konsep, serta para petinggi militer ini mulai mencari nama nama baik perwira, bintara hingga tamtama.
Dari dalam negeri pun banyak bermunculan pemberontakan yang “mengganggu” jalannya pemerintahan Soekarno waku itu… Dan yang jelas, seluruhnya dapat “dibungkam” oleh TNI..
Para pemberontak ini, yang diadili hanya “pentolan” nya saja, sedangkan para perwira, dan pasukannya tidak pernah “diadili dan diberi sangsi” oleh Pengadilan Militer.. Mereka “ditawari” oleh TNI untuk menjadi “pasukan” tanpa kesatuan dan bertugas jauh dari Indonesia untuk melatih militer2 negara yang membutuhkan bantuan militer Indonesia tanpa terdeteksi. Satu yang saja yang mereka diberi tahu, tugas ini tanpa batasan waktu dan bisa pulang bilamana bangsa dan negara membutuhkan mereka.
Keahlian mereka sebenarnya diatas rata rata karena kenyang akan pertempuran pertempuran baik dalam mempertahankan kemerdekaan maupun operasi operasi keamanan lainnya. Skill mereka diatas rata rata dan kemampuan adaptasi tinggi. Para “rekrutan” ini menyetujuinya, dengan syarat keluarga mereka ditanggung oleh negara, kecuali yang bujangan ya…hehehe.. Maka dibuatlah suatu “area latihan” tertutup untuk lebih mengasah kemampuan mereka dalam keahlian militer dan terutama bahasa…. Kalau soal gerilya, mereka sudah paham dan memang “jagonya”…
Singkat cerita terbentuklah dua kesatuan lengkap mulai dari perwira sampai tamtamanya…. Kekuatan mereka kemungkinan setara dua Batalyon dengan kemampuan khusus pertama kali yang dimiliki Indonesia… Dan mereka ini “dilatih” oleh para perwira TNI sendiri tanpa bantuan pelatih asing.
Kesiapan kesatuan ini seyogyanya akan “diuji” dalam palagan Irian Barat, tapi kemudian dibatalkan.. Kemudian akan “dikirim” ke wilayah perbatasan Malaysia Indonesia, tapi dibatalkan juga. Karena mereka disiapkan bukan untuk “konflik” dalam negeri, tapi khusus penugasan “keluar”.
Kemudian “undangan” pun datang dari negara negara Arab… Mereka butuh pasukan yang bisa melatih militer Mesir, Suriah untuk berperang dengan Israel waktu itu… Presiden Soekarno menyanggupi “undangan” ini dengan menugaskan 2 kesatuan “tanpa nama” ini untuk membantu Mesir, Suriah dan Palestina. Keberangkatan mereka tidak lebih dari 2 kompi dengan kemampuan khusus dan mereka sadar bahwa perjalanan ini mungkin hanya “one way ticket”……
Kemudian karena “kesuksesan” 2 kesatuan tanpa nama ini, mereka didaulat untuk masuk dan melatih gerilyawan gerilyawan Palestina yang tersebar di Mesir dan Libanon… Seiring berjalannya waktu, 2 kesatuan ini sangat loyal kepada NKRI, sempat mereka “dikirim” untuk melatih Delta Force untuk menyusup ke Vietnam, tapi Vietnam pun dilatih “khusus” oleh 2 kesatuan yang sama… Selesai melatih Delta, tim ini menyusup ke Amerika Latin untuk membantu meredam gerakan2 Komunis maupun perang saudara disana. Sedangkan tim Vietnam kemudian berlanjut ke Kamboja untuk melindungi serta melatih militer disana.
Awal thn 1980an 2 kesatuan ini sempat dikirim ke Afghanistan untuk membantu Mujahidin disana, membantu CIA dan Pakistan.. Sovyet kaget dan mereka protes kepada Soeharto, seperti biasa Soeharto hanya mengatakan “mereka saudara saudara saya seiman, sesama Muslim harus saling melindungi”… Kemudian mereka bergerak lagi ke Palestina dan Libanon.
Negara negara di Afrika pun “kebagian” jatah pelatihan militer oleh 2 kesatuan ini, sebut saja Angola, Nigeria, Kongo dan sebagainya.
Bahkan Presiden Irak waktu itu pun secara pribadi meminta Soeharto untuk mengirimkan kesatuan ini sebanyak 5 kompi untuk melatih para prajurit Irak dalam Perang Irak Iran dan melatih kesatuan Garda Nasional nya.
Awal 1990an pecah konflik negara negara Balkan diawali dengan pecahnya Yugoslavia pasca wafatnya Joseph Bros Tito… Disinilah awal “petualangan” 2 kesatuan ini mengarungi palagan Eropa dan kemudian berlanjut hingga pelatihan gerilyawan Chechen… Rusia meradang, sekali lagi Indonesia menampik bahwa ada “kesatuan setara pasukan khusus” terlibat langsung di sana. Rusia juga tidak bisa membuktikan kehadiran “pasukan Indonesia” disana..
Perlu diketahui bahwa “alumni” didikan 2 kesatuan ini mempunyai hubungan “emosional” tinggi dengan negara induk pasukan “tanpa nama” ini…
Sejalan dengan waktu, para “pelatih” tanpa negara ini (Stateless) selalu menjalin kontak dengan para “lulusan”nya. Mereka tersebar di seantero dunia, dan ada satu bahasa yang mereka sepakati bahwa ketika suatu saat dibutuhkan, kode rahasia akan segera “disebarkan” melalui jaringan intelijen tingkat tinggi” di seluruh dunia…. Hanya para “pelatih” dan “alumni” nya saja yang mengetahui kode ini, dan dalam hitungan hari mereka akan “segera” menuju negara induk para “pelatih” ini sebagai sukarelawan dengan “kemampuan tinggi”… Jangan salah, para “alumni” ini terdiri dari berbagai bangsa di dunia dan tidak hanya pria ada juga yang wanita lho….hehehe…
Ini yang sering dibilang sama Pak Deddy Endarto Wilwatikta sebagai Black Panther dan Octopuss. Bagi saya mereka adalah tetap “kesatuan tanpa nama” sekaligus penjaga loyal NKRI sama seperti TNI, hanya bedanya mereka tidak punya NRP dan kesatuan… Mereka mereka inilah yang ditugaskan sebagai “penjaga” pintu luar NKRI sekaligus perwujudan dari Pembukaan UUD 1945 untuk menjaga keseimbangan dan perdamaian dunia….
Sekali lagi ya rekan rakan patsus…. Ini cuma “hoax” jangan dipercaya ya….

By Patsus Hadna
Gambar By Patsus Citox dan Patsus Dede Sherman
(sumber : www.patriotgaruda.com)

No comments:

Post a Comment