Thursday, 4 September 2014

Brigade Al-Qassam pasukan hafidz Al-Quran yang berani mati

sumber gambar : sindonews.com
Gaza, itulah nama hamparan tanah yang luasnya tidak lebih dari 360 km persegi. Letaknya berada di Palestina Selatan. Terjepit di antara tanah yang dikuasai Zionis Israel, Mesir, dan laut Mediterania. Tak hanya itu, daratannya pun terisolasi. Dikepung tembok tinggi yang dibangun Israel. Tak heran, saat memulai agresi militernya, Selasa (8/7/2014), banyak warga yang tewas.
"Terjadi banyak pembantaian di Gaza. Sejak awal agresi Israel ke Jalur Gaza pada Selasa pagi (8/7), 111 orang Palestina telah tewas dan 780 orang cedera,' papar juru bicara badan urusan darurat Gaza, Ashraf al-Qudya, seperti dilansir AFP, Sabtu (12/7/2014).
Memang, sudah lama Israel “bernafsu” menguasai wilayah Gaza. Namun, jangankan menguasai, untuk bisa masuk ke dalamnya saja Israel sangat kesulitan.
Sudah banyak cara yang mereka lakukan untuk menundukkan kota kecil ini. Blokade rapat yang membuat rakyat Gaza kesulitan memperoleh bahan makanan, obat-obatan, dan energi, telah dilakukan sejak 2006. Dan hingga 2014, blokade rapat itu masih dilakukan Israel.
Nah, blokade itu jelas mendatangkan masalah besar bagi Gaza. Ekonomi mandek. Warga kelaparan. Dan yang jatuh sakit, akan makin kesakitan. Tapi apa yang terjadi? Penduduk Gaza ternyata tetap bertahan. Bahkan perlawanan Gaza terhadap Israel semakin menguat.
"Hilang seribu, tumbuh tiga ribu. Kami tidak akan pernah bisa dikalahkan Israel," tegas Hamam Nisman, Direktur Dinas Hubungan Sosial dalam Kementerian Kesehatan pemerintahan Gaza.
Rasio antara kematian dan kelahiran di Gaza memang tidak sama. Angka kelahiran, menurut Hamam, mencapai 50 ribu tiap tahun. Sedang kematian mencapai 5.000.
“Karenanya Israel sengaja membunuh para wanita dan anak-anak untuk menghapus masa depan Gaza," ungkap Hamam.
Hamam memang tak asal bicara. Karena sejak 27 Desember 2008, Israel sudah banyak melakukan serangan massif ke Gaza. Ratusan ton bom sudah dijatuhkan ke kawasan padat penduduk. Tank Merkava yang dikenal terhebat di dunia ikut mengamuk di daratan Gaza. Itu belum termasuk pengerahan semua kekuatan pasukan darat yang dipersenjatai dengan AK 47. Korban sipil pun berjatuhan. Mayoritas, perempuan dan anak-anak.
Tapi, Gaza masih punya Brigade Izzuddin al-Qassam. Brigade ini dikenal lihai dan berani mati. Brigade yang membuat tentara Zionis Israel bertekuk lutut. Denga peralatan perang supercanggih, Israel seperti tak berdaya saat menghadapi Brigade Izzuddin al-Qassam. Kekuatan terbesar brigade ini adalah keyakinannya akan kemenangan, akidah yang lurus, moralitas yang tinggi, dan militansi yang tangguh.
Begitu jatuh korban, para mujahidin Palestina itu langsung tancap gas membantu urusan kemanusiaan. Brigade Izzuddin al-Qassam yang selama ini terkenal keras, all out membantu warga sipil. Sayap militer kelompok pejuang Hamas itu tidak henti-hentinya menjadi kipas angin: muter terus. Dari satu daerah ke daerah lain. Dari Khan Yunis, Gaza City, Beit Hanoum hingga Jabalia. Selatan hingga utara Gaza.
Sebagian besar pasukan itu adalah para sarjana dan hafal Alquran 30 juz. Ini kekuatan mereka. Selain pintar, mereka adalah pasukan berani mati yang siap syahid kapan saja.
Seperti halnya Hamas dan gerakan intifadhah-nya yang lahir dari ’’revolusi masjid” (tsauratul masjid), Brigade al-Qassam juga lahir dan terbentuk dari tempat yang sama. Para anggota brigade ini adalah orang-orang pilihan, yang direkrut dari kamp-kamp latihan. Mengutip situs gelak-bersama.blogspot.com, sebutan Brigade Izzuddin al-Qassam diambil dari nama seorang pioner mujahid, Izzuddin al-Qassam, yang syahid sebagai martir di Jenin, Palestina, pada 20 November 1935. Nama lengkapnya Izzuddin ibn Abdul Qadar ibn Mustafa ibn Yusuf ibn Muhammad al-Qassam.
Ia dilahirkan di Kota Jablah, Syiria, pada 20 November 1882. Al-Qassam adalah seorang dai dan guru. Ia menamatkan pendidikan sarjananya di Universitas Al-Azhar, Mesir. Selain sebagai seorang dai, al-Qassam adalah seorang ulama mujahid. Saat Prancis datang menjajah Syiria dan Lebanon pada era tahun 1920-an, ia tampil sebagai mujahid yang menggerakkan semangat jihad untuk membebaskan dua negeri muslim tersebut.
Kemudian saat Inggris menjanjikan kepada bangsa Yahudi sebuah tanah di Palestina untuk dijadikan negara tempat mereka tinggal, al-Qassam turun berjihad melawan penjajahan tersebut. Sebagai wadah perjuangan, al-Qassam mendirikan sebuah organisasi yang disebut oleh negara penjajah dengan nama organisasi Black Hand. Organisasi yang mengampanyekan perlawanan terhadap British dan Zionis.
Secara bahasa, Izzu berarti harga diri, kebanggaan. Sedangkan ad-dien adalah al-Islam. Dan al-Qassam adalah orang yang mengikat sumpah. Izzuddin al-Qassam bisa diartikan sebagai orang yang bersumpah untuk menjaga kemuliaan Islam.
Izzuddin al-Qassam ini oleh Syekh Ahmad Yassin, Dr. Ibrahim al-Muqadama, Syekh Shalah Syahadah, dan para pioner Hamas lainnya dipilih sebagai nama sayap militer mereka, dengan harapan brigade ini bisa terus bertekad untuk membela Islam dan kaum muslimin di tanah Palestina. Brigade ini harus berbuat sesuatu. Dan ternyata mereka bisa. (*)

(Sumber : indopos.co.id)

No comments:

Post a Comment