Kini Pagar Nusa telah memiliki cabang hampir di seluruh Indonesia. Setiap cabang memiliki kekhasan sendiri-sendiri karena aliran silat mereka yang berbeda-beda dipelihara dan dirayakan. Yang menyatukan mereka adalah sama-sama berakidah Islam ahlus sunah wal-jamaah, setia membela NKRI, dan sama-sama melestarikan budaya pencak silat.
Simak Cuplikan Pencak Silat Pagar Nusa
Sejarah, hubungan silat dan pesantren
Didahului penyebar-penyebar Islam di Nusantara ini, Walisongo, dan bahkan sebelum Walisongo, para penyebar Islam pertama di Indonesia ini, Islam Indonesia bukan merupakan agama pertama, dari keyakianan-keyakinan lokal, Hindu, Budha, Islam masuk di tengah-tengahnya. Tidak sedikit hambatan hambatan yang ditemui. Kalau hambatan-hambatan berupa fisik, maka dihadapi dengan fisik. Untuk melengkapi dakwah, melengkapi mubaligh, dai-dai dalam berdakwah maka mereka melengkapi diri dengan ilmu beladiri. Ilmu beladiri yang dipakai adalah pencak. Hampir semua mubaligh, pendakwah itu mengusai ilmu pencak silat. Nah, mubaligh-mubaligh itu kemudian menetap dalam sebuah koloni, sebuah tempat yang dinamakan pondok pesantren. Ketika keliling-keliling, berdakwah. Ketika di rumah, namnya, kiai, mengasuh para santri. Di samping yang diajarkan itu ilmu agama, sebagai sarana olahraga, kiai-kiai, mengajak santri-santrinya di waktu senggang untuk olah raga pancak. Nah, sekarang, setelah dakwah hambatannya bukan fisik, maka pencak dipertahankan sebagai sarana olahraga dan seni.
No comments:
Post a Comment