Thursday, 1 August 2013

SPR-2 Buatan Pindad Seharga Rp. 200 juta Untuk Para Sniper TNI

Produk pertahanan buatan dalam negeri tidak kalah bagusnya dengan produk impor, salah satunya senjata jenis Sniper Rifle Pindad Code SPR-2. Sasaran 1,8 km pun bisa dijangkaunya. Harga rata-rata senjata ini Rp. 200 juta, tentunya bukan dipegang tentara reguler untuk penggunaan ditubuh TNI


Senjata laras panjang buatan PT Pindad (Persero) Bandung ini merupakan salah satu jenis senjata yang dipamerkan dalam acara launching pameran produk teknologi pertahanan keamanan dan kerdigantaraan di Gedung BPPT II, Jl M.H Thamrin, Jakarta, Senin (24/6/2013).

"Sniper Rifle Pindad Code SPR-2 ini akurasinya sangat baik, lebih baik dibandingkan dengan senjata sniper rifle sejenisnya," ujar staff PT Pindad, Hendani, kepada detikcom.

Dilanjutkan oleh Hendani, senjata jenis ini bahkan mampu menembak dengan akurat dari jarak maksimal 1,8 km. Dengan bobot mencapai 16 kg, senjata ini juga bisa dipasang dengan peredam suara.

"Kadang ada suatu kondisi di mana si sniper ini butuh 'ketenangan', jadi bisa dipasang peredam suara, biar nggak ketahuan arah datang pelurunya dari mana," tutur Hendani.

Selain itu, pegangan pistol atau pistol grip senjata ini juga terbuat dari bahan polymer, sehingga cukup nyaman saat digunakan.

Dengan panjang keseluruhan mencapai 1.545 mm, senjata Sniper Rifle Pindad Code SPR-2 memiliki kecepatan tembak mencapai 850 m/s.

Para Sniper TNI


PT Pindad (Persero) mendapat order ratusan sniper (senjata laras panjang) dari dalam negeri hingga ratusan senjata tiap tahunnya. Dapat pesanan yang begitu banyak, Pindad jadi kewalahan.

Direktur Utama PT Pindad (Persero), Adik Avianto Soedarsono mengakui pihaknya menerima pesanan ratusan senapan laras panjang alias sniper dari dalam negeri setiap tahun. Sayangnya, perseroan belum mampu memproduksi pesanan tersebut sepenuhnya karena terbentur keterbatasan mesin produksi.

"Kami memang belum bisa penuh mengerjakan produksi senapan laras panjang secara penuh. Karena setiap tahun, permintaan bisa mencapai ratusan unit sniper," kata dia saat dihubungi, Minggu (14/7/2013).

Sebenarnya, Adik menambahkan, pabrik Pindad yang berlokasi di Bandung mampu memproduksi senapan laras panjang sampai dengan 50 ribu unit per tahun jika memiliki mesin-mesin khusus.

"Kendalanya ada di perlengkapan produksi, karena butuh mesin-mesin khusus dan terbaru untuk memproduksi permintaan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sesuai dengan kebutuhan. Kalau mau datangkan mesin baru saja butuh waktu 3-4 tahun dan butuh persyaratan panjang," ungkap dia.

Untuk itu, dia menyebut, perseroan menjalin kerjasama dengan perusahaan Black Arrow yang berbasis di Inggris dan negara China. "Pasar utama kami untuk sniper adalah TNI. Mereka butuh model sniper teranyar sesuai kebutuhan komando," tukasnya.

(sumber : detik.com)

1 comment: