Sunday 4 August 2013

Huo Yuanjia si lemah yang mengalahkan semua petarung terbaik negara penjajah

Huo Yuanjia
Huo Yuanjia (Mandarin: 霍元甲; pinyin: Huò Yuánjiǎ; Cantonese: Fok Yuen-gap; lahir 18 Januari 1868 – meninggal 9 Agustus 1910 pada umur 42 tahun) adalah seorang praktisi ilmu bela diri Mizongyi dan juga dikenal sebagai pahlawan Cina pada masa akhir pemerintahan Dinasti Qing.

"Mizongyi (迷 踪 艺; Kehilangan Jalur Keterampilan), adalah gaya seni bela diri Cina didasarkan pada tipu daya dan mobilitas, dan ada banyak sub-cabang gaya ini.

Mizongyi adalah gaya eksternal, dengan pengaruh internal yang berbeda. Hal ini mengacu pada banyak aspek dari utara Shaolin gaya lama kepalan eksternal, dan gaya internal T'ai Chi Quan dan Baguazhang, yang sering diajarkan di samping itu di zaman modern. Hal ini ditandai dengan gerakan menipu tangan, gerak kaki yang rumit, tendangan bervariasi, dan lompatan tinggi. Gaya berubah sangat cepat ketika dijalankan"

Awal Kehidupan

Yuanjia lahir di desa Xiaonanhe, Jinghai, Tianjin sebagai anak keempat Huo Endi yang memiliki total sepuluh anak. Ayahnya juga seorang praktisi ilmu bela diri dan mempunyai usaha jasa bidang keamanan dengan mengawal rombongan pedagang dari Dinasti Qing ke Manchuria dan sebaliknya. Yuanjia dilarang ayahnya untuk belajar ilmu bela diri karena tubuhnya yang lemah dan sering sakit - sakitan. Akan tetapi, Yuanjia mempelajarinya diam - diam dengan mengintip ayahnya dan murid - murid ketika mereka berlatih.

Pada tahun 1890, seorang praktisi bela diri dari Henan mengunjungi keluarga Huo dan terlibat dalam pertarungan. Abang dari Yuanjia berhasil dikalahkan pendatang itu, Yuanjia maju bertarung dan menjatuhkannya. Huo Endi terkejut melihat Yuanjia yang selama ini dianggap lemah ternyata menguasai ilmu bela diri. Sejak saat itu, Yuanjia belajar ilmu bela diri Mizongyi dari Ayahnya. Suatu hari Yuanjia mengawal rombongan biksu dan dicegat oleh sekelompok perampok. Yuanjia kemudian bertarung dengan pimpinan perampok dan berhasil mengalahkannya. Mulai dari saat itu, nama Huo Yuanjia mulai menjadi terkenal dan tersebar di berbagai penjuru.
Pertarungan melawan pegulat Rusia

Berbekal kemampuan beladiri Mizongyi yang menjadi sebuah modal di dalam melancarkan karier seorang Huo Yuanjia, beliau mulai beranjak dikenal baik di sekitar tempat tinggal keluarga Huo ataupun di desa-desa dan kota-kota lainnya.

Diceritakan bahwa suatu hari di kota tempat Huo menetap,Huo Yuanjia mendengar tentang seorang petinju / pegulat Rusia yang melontarkan tantangan kepada setiap pendekar Cina, dimana sebetulnya tantangan tersebut ditujukan untuk mempermalukan orang-orang Cina yang dianggap pesakitan dan sampah dimata penjajah Rusia.

Kejadian tersebut terjadi di tahun 1901 dimana seorang Rusia melontarkan tantangan terbuka untuk bertarung di atas ring yang bertempat di Taman Xiyuan. Orang Rusia tersebut secara terbuka melontarkan kata-kata makian dan menyebut orang Cina sebagai " Si Sakit dari Asia " dan " Orang lemah dari Timur ". Beberapa pendekar Kung Fu sebelumnya telah mencoba untuk membungkam mulut besar sang pegulat Russia, dimana faktor fisik dan ukuran menjadi kendala bagi orang-orang Cina agar bisa mengalahkan sang pegulat Rusia. Meskipun hati panas dan kesal, orang-orang Cina hanya bisa menahan amarah dan memendam kebencian tampa sebuah perlawanan yang nyata. Hal tersebut sedikit berbalik, dimana Huo Yuanjia memutuskan untuk menerima tantangan sang pegulat demi memulihkan wibawa dan gengsi orang-orang Cina di masa itu.

Seperti yang kita ketahui, sejarah mencatat bahwa Huo Yuanjia berhasil membungkam sang pegulat Rusia , dan juga berhasil memulihkan gengsi dan wibawa orang-orang Cina dimata para penjajah. Konon sebelum pertarungan dilangsungkan, Huo Yuanjia mengajukan sebuah " harga " dimana jikalau Huo Yuanjia berhasil mengalahkan si pegulat Russia maka, pihak pegulat Rusia yang juga sempat mengklaim sebagai " Manusia Terkuat di Dunia" haruslah membuat pernyataan maaf yang dimuat di koran-koran. Permintaan maaf tersebut konon dilakukan oleh pihak Rusia yang kemudian mengakui bahwa masih ada orang-orang Cina yang memiliki bakat dan kemampuan luar biasa dan jauh dari arti kata " Orang Lemah Dari Timur " itu sendiri.

Kemenangan Huo Yuanjia dirayakan oleh masyarakat Cina dan kemudian dikenang di dalam sejarah sebagai sebuah kejadian heroik yang menjadi awal ketenaran nama Huo Yuanjia di dalam catatan sejarah perjuangan masyarakat China yang juga melambungkan nama Huo Yuanjia sebagai seorang petarung terbaik yang pernah dimiliki oleh masyarakat Cina.
Perjalanan Ke Shanghai

Pada tahun 1909 , Huo Yuanjia bersama ke dua muridnya (Liu Zheng Seng dan Zhang Wenda ) tercatat melakukan perjalanan dan kunjungan ke kota Shang Hai. Di dalam kunjungannya, Huo Yuanjia kemudian berhadapan dengan seorang petinju Inggris yang merupakan alat propaganda pemerintahan Inggris guna menaklukan semangat perjuangan orang-orang Cina.

Petinju yang berjuluk Hercules O'Brian menyetujui untuk bertarung melawan Huo Yuanjia dimana di dalam pertarungan ini O'Brian menggunakan peraturan Boxing yang melarang penyerangan di bagian pinggang ke bawah, sementara Huo Yuanjia malah menggunakan aturan Wu Shu yang sekiranya lebih memiliki kebebasan cara bertarung.

Pada ahirnya disetujui bahwa, siapapun yang kemudian bisa meng-KO lawan sehingga menyentuh kanvas, maka orang tersebut akan disebut sebagai pemenang. Di dalam pertarungan ini, Huo Yuanjia kembali menunjukan kelasnya, dan dapat dengan mudah menumbangkan serangan Herculles O'Brian yang dilakukan secara terbuka,di dalam pertarungan di atas sebuah ring.
Melawan Judo Jepang

Di dalam sebuah insiden, kepopuleran Huo Yuanjia sebagai seorang master Kung Fu semakin menyebar ke seantero Cina. Nama besar Huo Yuanjia kemudian menjadikan seorang pelaku olah raga Judo berkebangsaan Jepang berkeinginan untuk melakukan kunjungan ataupun sekedar latih tanding.

Dalam kesempatan ini, Huo Yuanjia mengutus seorang murid terbaiknya Liu Zheng Shen guna meladeni para pe-Judo asal Jepang tersebut. Sebagai catatan, disaat kejadian 8 negara menjajah Cina, Jepang merupakan salah satu negara yang turut menjajah Cina. Jepang sangat berambisi untuk dapat membuat China bertekuk lutut dan mengakui otoritas kekuasaan Kaisar Jepang.

Pada saat melakukan latih tanding dan kunjungan kepada perkumpulan Judo yang sebetulnya merupakan sebuah "Jebakan" untuk mempermalukan Kungfu China, terjadi sebuah kekacauan di dalam menentukan siapakah yang sepatutnya menjadi pemenang dalam latih tanding tersebut. Orang-orang Jepang berkeras bahwa Judo adalah lebih baik, sehingga tentunya merekalah yang sepatutnya disebut sebagai pemenang. Di lain pihak, orang-orang China juga berkeras bahwa Judo telah dikalahkan oleh Kungfu yang diwakili oleh murid terbaik dari Huo Yuanjia. Singkat kata, terjadilah keributan dan perkelahian yang terjadi di perkumpulan Judo tersebut, yang mengakibatkan 10 orang jepang luka-luka termasuk sang instruktur Judo itu sendiri.

Hal tersebut dapat dimaklumi dimana Judo hanyalah sebuah olahraga dan bukanlah termasuk di dalam ilmu bela diri yang dapat digunakan dalam pertarungan sesungguhnya. Kejadian tersebut mengakibatkan ditariknya instruktur Judo tersebut kembali ke Jepang, dan meninggalkan "Dendam" yang tak terselesaikan antara Judo dan Kungfu.

Kebangkitan Wu Shu

Huo Yuanjia juga pernah memiliki sebuah impian dimana beliau menginginkan untuk mewariskan Kung Fu kepada generasi penerus dan mengajarkan kepada masyarakat agar menghargai Kungfu sebagai sebuah Harta Warisan Negara. Dicatat dua bulan sebelum kematianya , Huo Yuanjia sempat mendanai pendirian "Chin Woo Athletic Association" yang merupakan sekolah Kungfu modern pertama yang tidak terkait oleh aturan-aturan kolot dan aliran silat tertentu yang akhirnya lebih dikenal dengan sebutan Wushu (武術).

Chin Woo Athletic Association yang muncul dan berkembang di era penjajahan 8 negara, serta kemudian berkembang dan tumbuh sampai sekarang, dapat ditemui di Vietnam ( yang merupakan cabang pertama di luar Cina ), Malaysia, Singapura. Pada tahun 1923, lima master Kungfu melakukan kunjungan ke 9 negara dan memperkenalkan Wushu sebagai sebuah budaya Cina, dan kemudian masih terus berkembang dan menyebar kepada lebih dari 38 negara termasuk Indonesia.
Kematian

Huo Yuanjia meninggal pada tanggal 9 Agustus 1910 di rumah sakit palang merah, Shanghai. kematiannya sendiri masih merupakan sebuah misteri. Ada yang mengatakan bahwa Huo Yuanjia meninggal oleh karena diracun oleh orang-oranng Jepang yang tidak bisa menerima kekalahan di dalam pertandingan antara Judo Vs Wu Shu. Ada yang mencurigai bahwa pihak penjajah eropa adalah yang sebenarnya bertanggung jawab atas kematian Huo Yuanjia.

Setelah kematiannya, banyak orang-orang yang semakin sadar akan arti nilai dari Wu Shu. Berkat Huo Yuanjia Wu Shu menjadi semakin dikenal dan tersebar ke berbagai belahan dunia. Nilai moral yang dapat kita petik melalui kisah seorang Huo Yuanjia adalah tentang sebuah semangat yang berawal dari sebuah rasa rendah diri yang digabung dengan masalah keterbatasan fisik yang dimilki oleh seorang Huo Yuanjia. Penelitian dengan mengambil sampel dari bagian tubuh mayat Huo Yuanjia, yang dilakukan oleh pemerintah Republik Rakyat Cina (RRC) menemukan bahwa kandungan arsenic dalam tubuh beliau. Jadi kemungkinan besar bahwa Guru Besar Huo Yuanjia meninggal karena diracuni.

(sumber : wikipedia.org)

No comments:

Post a Comment